aku bosan makan nasi.
aku bosan nonton tv.
aku bosan dengan semua
ide yang bersarang dikepala
tapi sembunyi tak mau keluar.
tak berani.
ingin aku buang jauh-jauh.
maunya lupa saja.
Archive for August 2009
one lazy day
Wednesday, August 12, 2009 § 0
saya. hari ini.

today's doodling

the color player

the key G

currently reading

currently practicing
***
...
dan,
aku terhenti.
harus memilih.
tapi tak mau.
aku maunya begini saja.
seperti ini.
aku nyaman.
aman.
bisakah?

today's doodling

the color player

the key G

currently reading

currently practicing
***
...
dan,
aku terhenti.
harus memilih.
tapi tak mau.
aku maunya begini saja.
seperti ini.
aku nyaman.
aman.
bisakah?

What you give is what you got.
Tuesday, August 4, 2009 § 1
Judul diatas bukan sekedar quotation klise biasa. Hal itu bener-bener terjadi sama gw.
Jadi suatu sore, dalam perjalanan pulang ke rumah dari daerah Otista, ada seorang pengamen kecil yang tiba-tiba aja nangkring di pintu angkot (gw naik angkot sore itu). Dengan suara khas anak kecilnya dia nyanyi-nyanyi *ya iyalah namanya juga pengamen*, lagunya samar2 gw ga begitu inget. Karena kasihan sama anak ini, gw kasihlah dia uang 500 perak. FYI, biasanya gw paling males dan sebel kalo ada pengamen, mau di bis, di angkot, dimanapun. Setelah gw kasih duit *tumben*, si anak ini masih nyanyi, sambil nungguin angkot berhenti dan nungguin penumpang lain ngasih duit juga tentunya. Ketika lampu merah, angkot berhenti, si pengamen kecil ngeloyor pergi.
Perjalanan berlanjut, sampe akhirnya gw tiba di tempat tujuan, di Caman. Gw turun dan ngasih uang 5000an ke supirnya. Biasanya, si supir bakal ngasih kembalian 1000, karena tarifnya 4000. Tapi begitu si supir ngasih kembaliannya, gw terhenyak, di tangan gw uang sebesar 1500.
Lima ratus rupiah lebih banyak dari biasanya.
Pengalaman gw sore itu emang simpel, tapi gw ga akan lupa seumur hidup gw. Sore itu gw dapet pelajaran dari sekeping uang 500 rupiah. Betapa Tuhan itu maha adil. What you really give, is what you really got. Betapa dalam memberi –dan menerima–, yang dituntut adalah kualitas, bukan kuantitas.
And I’ve been thinking a lot since then.
~~~
Re-post dari notes di Facebook gw. Follow this link to see the original post :)
Jadi suatu sore, dalam perjalanan pulang ke rumah dari daerah Otista, ada seorang pengamen kecil yang tiba-tiba aja nangkring di pintu angkot (gw naik angkot sore itu). Dengan suara khas anak kecilnya dia nyanyi-nyanyi *ya iyalah namanya juga pengamen*, lagunya samar2 gw ga begitu inget. Karena kasihan sama anak ini, gw kasihlah dia uang 500 perak. FYI, biasanya gw paling males dan sebel kalo ada pengamen, mau di bis, di angkot, dimanapun. Setelah gw kasih duit *tumben*, si anak ini masih nyanyi, sambil nungguin angkot berhenti dan nungguin penumpang lain ngasih duit juga tentunya. Ketika lampu merah, angkot berhenti, si pengamen kecil ngeloyor pergi.
Perjalanan berlanjut, sampe akhirnya gw tiba di tempat tujuan, di Caman. Gw turun dan ngasih uang 5000an ke supirnya. Biasanya, si supir bakal ngasih kembalian 1000, karena tarifnya 4000. Tapi begitu si supir ngasih kembaliannya, gw terhenyak, di tangan gw uang sebesar 1500.
Lima ratus rupiah lebih banyak dari biasanya.
Pengalaman gw sore itu emang simpel, tapi gw ga akan lupa seumur hidup gw. Sore itu gw dapet pelajaran dari sekeping uang 500 rupiah. Betapa Tuhan itu maha adil. What you really give, is what you really got. Betapa dalam memberi –dan menerima–, yang dituntut adalah kualitas, bukan kuantitas.
And I’ve been thinking a lot since then.
~~~
Re-post dari notes di Facebook gw. Follow this link to see the original post :)

About Me

- Kirana
- Aspiring baker who dreams to travel the world. Interested in art and science. Loves music and dessert.
Categories
- 10otd (2)
- D-I-Y (6)
- daily report (31)
- drawing (9)
- For Fun (1)
- music note (5)
- pita-pita (5)
- QOTD (4)
- review (1)
- sing this song (1)
- words and sentences (11)